Dalam hubungan pacaran pasti kita sering dihadapkan dalam situasi dimana bisa sangat bahagaia, sedih, kecewa dan marah. Tidak akan selamanya dalam pacaran akan bahagia terus. Akan falling in love terus. Akan ada dimana masa anda berbuat salah, entah dari anda atau pasangan anda. Dan akan ada perdebatan, perbedaan sudut pandang, omongan yang menyakitkan, menyinggung, sehingga membuat atau menimbulkan perdebatan di dalam itu.
Cara Menyelesaikan Masalah Dalam Hubungan Berpacaran
Dan semua pasangan pasti merasakannya. Pasti mengalaminya. Sehingga ada masa suka dan duka. Dan dari situ akan kelihatan kedewasaan setiap pasangan dalam hubungan itu. Seberapa seriusnya. Seberapa komitnya. Dari masalah kecil sampai masalah besar. Dari kesalahan yang tidak disadari, sampai kesalahan yang dilakukan dengan kesadaran penuh. Akan ada masa-masanya. Sehingga untuk menyelesaikan masalah yang kecil atau masalah besar pun akan berbeda-beda.
Dan penting untuk kalian ingat, semarah-marahnya kalian, se kesel-keselnya anda pada pasangan pada situasi itu, janganlah dengan mudah mengatakan kata putus. Ya sudah putus aja kalau begitu. Hanya karena sudah tidak mau berdebat atau ingin segera mengakhiri masalah itu. Dan nantinya saat keduanya sudah dingin, sudah lebih tenang, malah balikkan lagi. Dan seperti ini akan terulang-ulang. Dan dari kebiasaan itu, anda akan terlihat seberapa keseriusan anda atau pasangan anda dalam hubungan.
Jika mudah mengatakan putus saat berantem, berarti dia tidak menganggap hubungan itu begitu penting. Meskipun dalam mulutnya mengatakan dia rasa hubungan itu penting tapi aksinya tidak. Itu bullshit. Itu lah pentingnya aksi. Karena jika dia dengan mudah mengatakan putus saat hubungan, seperti itulah kualitas hubungan kalian di pandangannya. Hanya sepanjang itu. Hanya sampai disitu. Dengan mudah melepaskan dan lari dari masalah. Berarti dia tidak seserius itu dengan hubungan, dan dengan anda.
Jika keduanya serius, komit, mau semarah apa pun, keduanya tetap akan menahan diri. Dan setelah tenang barulah ngobrol baik-baik. Sudut pandang dia gimana, sudut pandang bagaimana. Keinginan dia apa, keinginan anda apa. Solusi dari dia apa, solusi dari anda apa. Jika keduanya memiliki solusi berbeda, ya tentukan, mau ikut cara siapa dulu.