Gejala AIDS, Tahap Akhir dari HIV

Gejala AIDS, Tahap Akhir dari HIV

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap akhir dari infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sangat melemah, sehingga tubuh tidak lagi mampu melawan infeksi dan penyakit. Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS, yang menyebabkan berbagai gejala serius dan berisiko mengancam jiwa. Penting untuk mengetahui gejala AIDS agar dapat mendapatkan perawatan yang cepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

1. Apa itu AIDS?

AIDS adalah tahap lanjut dari HIV yang terjadi ketika virus telah merusak sistem kekebalan tubuh secara signifikan, menurunkan jumlah sel CD4 (sel imun yang melawan infeksi) di bawah 200 sel per mikroliter darah. Pada tahap ini, seseorang sangat rentan terhadap infeksi oportunistik dan beberapa jenis kanker. AIDS biasanya terjadi setelah infeksi HIV yang tidak diobati selama beberapa tahun.

2. Gejala Umum AIDS

Pada tahap AIDS, gejala yang muncul bervariasi tergantung pada jenis infeksi atau penyakit yang berkembang akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh. Beberapa gejala umum yang sering ditemukan pada penderita AIDS antara lain:

  • Demam yang berkepanjangan: Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari, sering disertai dengan keringat malam yang berlebihan.
  • Penurunan Berat Badan yang Signifikan: Kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, sering disebut sebagai “wasting syndrome” atau sindrom pemborosan, terjadi karena tubuh tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik.
  • Kelelahan Ekstrem: Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan dan berlangsung lama, membuat penderita sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Kelenjar getah bening yang membesar di leher, ketiak, atau selangkangan, sering kali disertai dengan rasa nyeri.
  • Infeksi Kulit dan Lendir: Infeksi jamur atau bakteri pada kulit dan rongga tubuh, seperti sariawan (oral thrush) yang menyebar ke tenggorokan dan alat kelamin.
  • Batuk Kronis dan Sesak Napas: Infeksi paru-paru yang sering ditemukan pada penderita AIDS, seperti pneumonia pneumocystis carinii (PCP), yang menyebabkan batuk kering, sesak napas, dan demam.
  • Ruam Kulit: Ruam kulit yang gatal atau tidak biasa yang bisa menyebar ke seluruh tubuh.

3. Infeksi Oportunistik

Salah satu ciri khas dari AIDS adalah infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang terjadi akibat sistem imun yang lemah. Beberapa jenis infeksi yang sering terjadi pada penderita AIDS meliputi:

  • Tuberkulosis (TB): Infeksi paru-paru yang sangat umum pada pasien AIDS dan dapat menyebabkan batuk darah, demam, dan penurunan berat badan.
  • Pneumonia: Infeksi paru-paru yang parah, seperti PCP, menyebabkan kesulitan bernapas.
  • Infeksi Jamur: Seperti kandidiasis, yang dapat menyerang rongga mulut, tenggorokan, atau organ genital.
  • Toksoplasmosis: Infeksi yang memengaruhi otak, menyebabkan kejang, sakit kepala, dan kebingungan.

4. Kanker yang Terkait dengan AIDS

Penderita AIDS lebih rentan terhadap jenis kanker tertentu, termasuk:

  • Karsinoma sel basal (BCC): Kanker kulit yang muncul sebagai lesi atau benjolan pada kulit.
  • Kaposi’s Sarcoma: Kanker yang menyebabkan munculnya bercak ungu atau merah pada kulit atau di organ dalam.
  • Lymphoma Non-Hodgkin: Kanker yang mempengaruhi sistem limfatik, menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening dan penurunan berat badan.

5. Diagnosis dan Pengobatan

Diagnosis AIDS dilakukan dengan mengukur jumlah sel CD4 dalam darah. Jika jumlah sel CD4 turun di bawah 200 sel per mikroliter darah atau seseorang mengembangkan infeksi oportunistik, diagnosis AIDS dapat ditegakkan. Pengobatan dengan terapi antiretroviral (ARV) sangat penting untuk menekan virus HIV dan menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap berfungsi. Dengan pengobatan yang tepat, seseorang dengan HIV dapat menghindari perkembangan ke tahap AIDS dan memperpanjang harapan hidup mereka.