Panduan Makanan Bagi Orang Dengan Thalasemia

Thalasemia termasuk salah satu jenis penyakit genetik yang diturunkan dari darah keluarga. Untuk penyakit ini tidak ada obatnya, namun terdapat beberapa gejala thalasemia yang bisa dikendalikan dengan menerapkan gaya hidup sehat ataupun terapi. Makanan yang dikonsumsi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi thalassemia. Pasalnya, penyakit ini umumnya dapat menyebabkan munculnya sejumlah permasalahan gizi terhadap penderitanya. Bagi penderita thalasemia akan lebih sering menghadapi penumpukan zat besi didalam tubuh. Hal tersebut dapat terjadi karena prosedur pengobatan thalasemia yang terlalu berat, yakni transfusi darah.

Adapun beberapa kandungan nutrisi pada sejumlah makanan yang perlu diperhatikan bagi penderita thalasemia, antara lain

• Zink

Jenis mineral ini bermanfaat dalam membantu menjaga sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan dan kekuatan tulang serta memperlancar pertumbuhan. Zink termasuk mineral yang tidak dapat disimpan dalam tubuh sehingga diharuskan untuk memperolehnya dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Kacang – kacangan, keju, daging merah, sereal berbahan gandum serta susu merupakan makanan yang kaya akan zink. Akan tetapi perlu diingat bahwa konsumsi daging terhadap penderita thalasemia perlu dibatasi karena kandungan zat besi yang terlalu tinggi.

• Vitamin E

Vitamin E dapat berfungsi sebagai antioksidan yang mana bisa membantu dalam menjaga kerusakan sel yang disebabkan oleh serangan radikal bebas. Selain itu, ia juga memiliki fungsi kekebalan sebagai pelindung tubuh dari sejumlah penyakit. Minyak jagung, biji bunga matahari, kacang almond, alpukat, sereal, minyak sayur, sunflower, kacang hazelnut, produk susu serta telur merupakan produk makanan yang mengandung lemak sehat di dalamnya.

• Zat Besi

Makanan dengan tinggi zat besi bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan gizi harian terhadap para pasien thalasemia. Zat besi tersebut nantinya akan membantu memperlancar produksi hemoglobin serta produksi sel darah merah pada tubuh.

Dilansir melalui Journal of The Academy of Nutrition and Dietetics mengungkapkan bahwa kebutuhan zat besi untuk thalasemia terbagi menjadi dua, yakni seseorang dengan thalasemia yang tidak diharuskan menjalani transfusi darah disarankan agar mengurangi berbagai jenis makanan dengan tinggi zat besi. Sedangkan, penderita thalasemia yang diharuskan untuk menjalani kelasi besi serta rutin transfusi darah, tidak perlu menjalani diet rendah zat besi.